🔶 1. Gunung Salak dikenal sebagai “Gunung Simpanan”
Di beberapa titik hutan Salak, terutama dekat aliran sungai tua dan bekas jalur kerajaan, ada keyakinan bahwa terdapat peninggalan zaman Mataram dan Pajajaran. Mulai dari:
-
peti tembaga,
-
emas kecil,
-
bongkahan logam,
-
hingga pusaka.
Warga percaya, benda-benda itu tidak bisa diambil sembarangan karena dijaga Eyang Ecy, yang dianggap sebagai leluhur penjaga kawasan.
🔶 2. Cerita Nyata dari Pencari Logam Era 80–90an
Beberapa warga tua pernah menceritakan pengalaman para pencari logam kuno di tahun 80–90an.
Mereka menemukan “tanda-tanda” seperti:
-
cahaya kecil di malam hari,
-
suara benda jatuh,
-
tanah yang terasa bergetar halus.
Namun setiap digali:
-
lubang berubah jadi lumpur,
-
benda yang terlihat di permukaan menghilang,
-
atau mereka tersesat di lokasi yang seharusnya dekat pemukiman.
Warga bilang:
“Kalau diganggu, biasanya Eyang Ecy nutup jalurnya.”
🔶 3. Penampakan Peti Tembaga yang ‘Berpindah’
Ini kisah nyata dari seorang mantan pendaki tahun 2000-an.
Ia melihat peti kecil berwarna hijau tua seperti tembaga di pinggir sungai kecil. Saat ingin didekati, ia melihat “nenek tua” berdiri tidak jauh dari sana. Ia mengira itu warga kampung.
Ketika menunduk sebentar, peti itu hilang, dan nenek tersebut juga tidak ada. Jalur pun tiba-tiba berubah.
Saat ia turun dan bercerita ke warga, mereka menjawab:
“Itu bukan peti sembarangan. Kalau kamu lihat tapi tidak bisa diambil, berarti dijaga Eyang.”
Pendaki itu mengaku jalur yang berubah seperti “diputer balik”.
🔶 4. Larangan Mengambil Benda Aneh
Warga lokal sepakat bahwa kalau menemukan benda seperti:
-
koin kuno,
-
batu akik bersinar,
-
potongan logam tua,
-
wadah kecil,
lebih baik dibiarkan di tempatnya.
Beberapa warga yang nekat mengambil benda aneh mengaku mengalami:
-
tersesat meski jalur dekat,
-
mimpi buruk soal nenek tua,
-
atau “dipanggil balik” ke hutan oleh suara yang familier.
Setelah benda dikembalikan, semuanya kembali normal.
🔶 5. Keyakinan Utama: Harta Itu Bukan “Harta Manusia”
Menurut kepercayaan lokal, harta-harta tersebut bukan lagi milik dunia manusia.
Benda itu disebut:
“Harta titipan yang dijaga gaib.”
Dan penjaganya — menurut cerita turun-temurun — adalah Eyang Ecy, yang dipercaya sebagai:
-
penjaga wilayah,
-
penata keseimbangan alam,
-
dan penolak orang berniat buruk.
Oleh warga, Eyang Ecy bukanlah hantu, tapi penjaga warisan lama.
🟢 Kesimpulannya
Kaitan Eyang Ecy dengan harta karun Gunung Salak adalah:
✔ Bukan harta karun modern,
✔ tapi peninggalan kuno yang menurut kepercayaan tidak boleh diambil,
✔ dan dijaga oleh sosok leluhur penjaga gunung.
Hanya orang dengan niat baik atau tujuan tertentu yang “diizinkan” melihatnya, tetapi hampir tidak pernah ada yang bisa mengambilnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar