JAKARTA, 10 November 2025 — Dalam upacara kenegaraan yang digelar di Istana Negara, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada dua tokoh besar Indonesia, yakni KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden Soeharto.
Penganugerahan ini menjadi bentuk penghormatan negara atas jasa, perjuangan, dan kontribusi luar biasa keduanya dalam membangun serta menjaga keutuhan bangsa Indonesia.
Dua Tokoh Besar yang Berpengaruh
Presiden keempat Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dikenal sebagai tokoh pluralisme, demokrasi, dan toleransi antarumat beragama. Selama masa kepemimpinannya, Gus Dur berperan besar dalam memperjuangkan hak asasi manusia dan kebebasan beragama di Indonesia.
Sementara itu, Presiden kedua Republik Indonesia, Soeharto, diakui karena perannya dalam membangun stabilitas nasional dan perekonomian Indonesia pasca-1965. Di bawah pemerintahannya, Indonesia mengalami pembangunan besar-besaran di bidang infrastruktur, pertanian, dan pendidikan.
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada dua sosok ini dinilai sebagai langkah rekonsiliasi sejarah dan penghargaan atas pengabdian mereka terhadap bangsa.
Prabowo: “Bangsa yang Besar Adalah Bangsa yang Menghargai Pahlawannya”
Dalam pidatonya di hadapan para pejabat tinggi negara dan keluarga penerima penghargaan, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya menghormati jasa para tokoh yang telah mengorbankan hidupnya untuk kepentingan bangsa.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya,” ujar Prabowo.
“Baik Gus Dur maupun Pak Harto memiliki kontribusi nyata bagi negara ini. Mungkin dengan cara dan zaman yang berbeda, tetapi keduanya berjuang untuk Indonesia yang merdeka, adil, dan sejahtera.”
Presiden juga mengajak generasi muda untuk meneladani semangat pengabdian para pahlawan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Disaksikan Pejabat Negara dan Keluarga Besar Kedua Tokoh
Upacara kenegaraan ini turut dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, para menteri Kabinet Merah Putih, pimpinan lembaga tinggi negara, serta perwakilan keluarga besar Gus Dur dan Soeharto.
Dari pihak Gus Dur, hadir Yenny Wahid bersama anggota keluarga lainnya. Sementara dari pihak Soeharto, tampak Siti Hardiyanti Rukmana (Tutut Soeharto) dan sejumlah kerabat keluarga Cendana.
Dalam momen penuh haru, keluarga kedua tokoh menerima tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana dan Piagam Pahlawan Nasional yang diserahkan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Makna dan Pesan dari Penganugerahan Ini
Penganugerahan ini dinilai sebagai simbol rekonsiliasi nasional, mengingat keduanya pernah memiliki hubungan yang kompleks dalam sejarah politik Indonesia. Namun, Prabowo menegaskan bahwa pengakuan terhadap jasa mereka bukanlah persoalan politik, melainkan penghargaan terhadap kontribusi nyata yang telah mereka berikan kepada bangsa.
“Sejarah tidak bisa dihapus. Tapi kita bisa belajar, menghargai, dan melanjutkan semangat perjuangan mereka demi masa depan yang lebih baik,” kata Prabowo.
Netizen dan Tokoh Publik Beri Respons Positif
Pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur dan Soeharto langsung menjadi trending topic di media sosial. Tagar #GusDur, #Soeharto, dan #PahlawanNasional ramai digunakan oleh warganet untuk mengungkapkan rasa bangga dan apresiasi.
Banyak tokoh nasional, akademisi, dan tokoh agama juga menyambut positif langkah Presiden Prabowo ini, menilai keputusan tersebut sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa dua figur yang memiliki tempat penting dalam perjalanan bangsa.
Penutup
Momentum Hari Pahlawan tahun ini menjadi pengingat bahwa perjuangan membangun bangsa tidak pernah berhenti. Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Presiden Soeharto menjadi simbol penghormatan atas dedikasi, pengorbanan, dan semangat pengabdian mereka bagi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar