Kabupaten Solok Selatan — Nasib ratusan guru honorer di Kabupaten Solok Selatan kembali menjadi sorotan publik. Mereka menuntut kejelasan dan keadilan dari pemerintah daerah setelah hanya 15 orang yang diusulkan Nomor Induk Pegawai (NIP) dari total 49 orang yang sudah lulus seleksi resmi sejak tahun 2021.
Menurut pernyataan para guru, mereka berstatus Prioritas 1 (P1) dan telah lulus seleksi melalui SSCN/BKN. Namun, Pemda Solok Selatan menyatakan hanya sebagian yang memenuhi kriteria “linier” dan “jam mengajar 24 jam” sebagai alasan tidak semua bisa diusulkan.
Para guru merasa alasan tersebut tidak tepat, karena ditemukan fakta bahwa beberapa guru yang sudah diusulkan NIP juga memiliki kondisi serupa. Hal ini menimbulkan dugaan ketidakadilan dan diskriminasi dalam proses pengusulan.
“Sudah tiga tahun menunggu, tapi hak kami belum juga diberikan. Kami hanya ingin kejelasan dan keadilan,” ujar salah satu guru honorer yang ikut menyampaikan aspirasi ke DPRD setempat.
Aksi ini juga melibatkan DPRD Kabupaten Solok Selatan sebagai jembatan aspirasi masyarakat. DPRD diminta untuk membantu mendorong Pemda agar segera menuntaskan masalah ini, sehingga para guru honorer mendapatkan kepastian status dan haknya sesuai aturan.
Para guru berharap Pemda Solok Selatan dapat segera membuka data dan mengambil langkah nyata. “Kami ingin pemerintah transparan dan memperlakukan semua guru honorer dengan adil. Jangan ada yang dianaktirikan,” ungkap seorang guru lainnya.
Hingga berita ini ditulis, Pemda Solok Selatan belum memberikan keterangan resmi terkait tuntutan ini. Masyarakat luas pun menunggu langkah selanjutnya dari Pemda dan DPRD dalam menuntaskan persoalan guru honorer.
Apakah Anda juga mendukung perjuangan guru honorer Solok Selatan? Tulis pendapat Anda di kolom komentar di bawah ini. Semakin banyak suara yang disampaikan, semakin besar peluang pemerintah mendengar aspirasi mereka.Guru Honorer, Solok Selatan, P3K, NIP, BKPSDM, BKN, Pendidikan Indonesia, Aksi Damai Guru Honorer, Keadilan Guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar