Jakarta – Agustus 2025.
Demo yang seharusnya menjadi ruang aspirasi rakyat kembali berujung ricuh. Alih-alih mendapat jawaban yang menenangkan, massa aksi justru harus menerima gas air mata, pentungan, hingga kekerasan aparat.
Pertanyaan besar pun muncul:
👉 Apakah ini masih demokrasi… atau justru wajah nyata represi di negeri ini?
📌 Kronologi Singkat
-
Massa aksi terdiri dari mahasiswa dan masyarakat sipil.
-
Tuntutan mereka sederhana: ingin didengar oleh pemerintah.
-
Namun situasi berubah tegang saat aparat menurunkan pasukan lengkap.
-
Bentrokan terjadi, massa berhamburan akibat gas air mata.
-
Beberapa mahasiswa dilaporkan mengalami luka akibat pukulan dan tindakan represif aparat.
🔥 Demokrasi atau Represi?
Demo adalah salah satu ciri negara demokratis. Namun, ketika kritik dibalas dengan kekerasan, rakyat pun mulai mempertanyakan:
-
Apakah suara rakyat masih dihargai?
-
Apakah aparat menjalankan tugas untuk mengayomi, atau justru menekan rakyat?
-
Siapa yang sebenarnya diuntungkan dari tindakan represif ini?
💬 Suara Publik Membeludak
Media sosial langsung dipenuhi dengan berbagai reaksi netizen:
-
Ada yang mengecam tindakan brutal aparat.
-
Ada yang menyayangkan demo berubah ricuh.
-
Tidak sedikit pula yang menilai ini adalah bukti rakyat dibungkam.
🎯 Kesimpulan
Demo yang seharusnya menjadi ruang untuk menyampaikan aspirasi berubah menjadi tragedi demokrasi. Pertanyaan tentang kebebasan berekspresi semakin relevan di Indonesia hari ini.
👉 Bagaimana menurutmu? Apakah rakyat masih punya hak bicara di negeri ini?
Tulis pendapatmu di kolom komentar!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar